Senin, 13 Juni 2011

THE GANGSTER OF MUHAMMAD

Banyak orang mengira Islam adalah sebuah agama. Tetapi yang benar Islam bukan agama. Islam adalah sebuah geng, yang pimpinannya bernama Nabi Muhammad SAW. Walau sang pemimpin sudah meninggal ±1400 tahun yang lalu, geng ini masih tetap ada sampai hari ini. Para pengikutnya tidak rela bila Nabi Muhammad SAW dicela, dikritik, atau pun sekedar digambar, karena mereka terlalu cinta padanya; mereka menganggap Nabi Muhammad SAW adalah makhluk setengah dewa, yang begitu sakral, sangat sempurna dan wajahnya paling ganteng sedunia.

Geng ini dapat terus eksis karena menyamar sebagai agama. Sang pemimpin geng mengaku diutus oleh "tuhan" bernama Allah untuk menaklukkan dunia di bawah pemerintahan Islam. Kita harusnya mengerti, bahwa tidak mungkin Tuhan yang Maha Bijaksana mengutus seorang bejat moral dan penjahat gila, yang isi otaknya cuma seks, harta dan kekuasaan. Di samping itu, Tuhan adalah Penguasa Alam Semesta, Tuhan tidak perlu berambisi menaklukkan dunia, sebab Alam Semesta ini memang milik-Nya. Lalu siapakah gerangan sosok yang ingin menguasai dunia ini, yang dengan gaya preman dan nafsu haus darahnya menggebu-gebu ingin mengontrol dunia di bawah 1 kalifah? Tentu saja ini bukan cita-cita Tuhan, melainkan cita-cita Iblis. Tuhan sudah menguasai dunia ini, jadi untuk apa Dia ingin menguasainya lagi? Iblis/Setan-lah yang ingin merebut dunia ini. Ya, Islam adalah geng pemuja Setan. Itu sangat nampak terlihat dari sepak terjang mereka, mulai dari zaman Nabi Muhammad SAW hingga zaman sekarang.

Perbedaan nyata Tuhan dengan Setan: Tuhan ingin menyelamatkan jiwa sebanyak-banyaknya, sedangkan Setan ingin membunuh sebanyak-banyaknya.

Di sisi lain, Islam ingin mendapatkan pengikut sebanyak-banyaknya, agar kekuatan Islam bertambah. Dan orang yang menolak bergabung dalam geng Islam atau orang yang dengan terang-terangan memusuhi geng Islam, akan dibunuh.



Teror Geng Islam di Indonesia (Beberapa di Luar Negeri) dari Waktu ke Waktu
(1962 - 2005)

Selama 1962-2005, Indonesia sudah mencatat puluhan kali ledakan bom terjadi dalam skala kecil dan besar, setengahnya terjadi di Jakarta. Catatan dimulai dengan ledakan bom yang terjadi di kompleks Perguruan Cikini dalam upaya pembunuhan presiden pertama RI, Ir Soekarno, pada 1962. Berikutnya,

11 November 1976: Di Masjid Nurul Iman, Padang. Pelakunya adalah Timzar Zubil, tokoh yang disebut pemerintah sebagai Komando Jihad. Tapi, Timzar tidak pernah ditemukan sampai sekarang.

20 Maret 1978: Sekelompok pemuda melakukan peledakan di beberapa tempat di Jakarta dengan bom molotov, dan membakar mobil presiden taksi untuk mengganggu jalannya sidang umum MPR.

14 April 1978: Masjid Istiqlal, Jakarta. Sampai sekarang, ledakan bom dengan bahan peledak TNT itu tetap jadi misterius.

4 Oktober 1984: Ledakan bom di BCA, Jalan Pecenongan, Jakarta Barat. Pelakunya adalah Muhammad Jayadi, anggota Gerakan Pemuda Ka'bah (anak organisasi Partai Persatuan Pembangunan) lantaran protes terhadap peristiwa Tanjungpriok 1983. Jayadi yang tidak dikenal sebagai anggota Gerakan Pemuda Ka'bah kemudian dijatuhi hukuman penjara 15 tahun setelah mengaku menjadi pelaku peledakan.

Saat bersamaan, juga terjadi ledakan di BCA dan Kompleks Pertokoan Glodok, Jakarta dengan pelaku Chairul Yunus alias Melta Halim, Tasrif Tuasikal, Hasnul Arifin yang juga merupakan anggota Gerakan Pemuda Ka'bah. Mereka dijatuhi hukuman penjara dan dipecat dari keanggotaan Gerakan Pemuda Ka'bah.

Selain itu, ledakan juga terjadi di BCA Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat dengan pelaku Edi Ramli, juga anggota Gerakan Pemuda Ka'bah. Siapa dalang pemboman, sebenarnya masih misterius, tapi Edi dijatuhi hukuman penjara.

Rentetan kasus peledakan beberapa kantor BCA itu menyeret tokoh-tokoh Petisi 50, seperti H.M. Sanusi, A.M. Fatwa (keduanya dipenjara, saksi-saksi mengaku disiksa), dan H.R. Dharsono.

24 Desember 1984: Gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Jalan Margono, Malang, Jawa Timur. Tidak diketahui siapa pelakunya.

20 Januari 1985: Candi Borobudur di Jawa Tengah tak luput dari sasaran ledakan bom. Pelakunya adalah seorang mubalig, Husein Ali Alhabsy yang juga dilatar-belakangi motif protes terhadap peristiwa Tanjungpriok 1983. Husein menolak tuduhan atas keterlibatannya dalam peledakan Borobudur dan menuding Mohammad Jawad, yang tidak tertangkap, sebagai dalangnya. Pada awalnya, Husein mendapat ganjaran penjara seumur hidup. Tapi kemudian mendapatkan grasi dari pemerintahan Habibie pada 23 Maret 1999.

16 Maret 1985: Bus Pemudi Ekspress di Banyuwangi, Jawa Timur. Pelakunya adalah Abdulkadir Alhasby, anggota majelis taklim. Kasus ini juga dikaitkan dengan peledakan Candi Borobudur yang juga memprotes peristiwa Tanjungpriok 1983. Bahan peledak yang digunakan adalah TNT batangan PE 808/tipe Dahana.

14 Mei 1986: Terjadi hampir bersamaan di Wisma Metropolitan di Jalan Sudirman, di Hotel President di Jalan Thmarin dan di Pekan Raya Jakarta. "Brigade AntiImperialis Internasional“ di Jepang mengaku bertanggung jawab.

Juni 1986: Terjadi serangan roket ke Kedutaan Amerika, Jepang dan Kanada yang diluncurkan dari kamar 827 Presiden Hotel di Jalan MH. Thamrin.

30 September 1991: Hotel Mini Surabaya. Pelakunya tidak diketahui. Bahan peledak yang digunakan adalah potassium -biasa dipakai untuk membom ikan.

Februari 1993: Lantai dua gedung World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat.

18 Januari 1998: Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta. Walau bom meledak tidak disengaja, Agus Priyono, anggota Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) -salah satu jaringan Partai Rakyat Demokrat-, dipenjara tujuh bulan lebih, karena dianggap mengetahui rencana pemboman tapi tidak melaporkannya ke pihak berwajib. Kasus ini sempat menyeret nama Sofjan dan Yusuf Wanandi serta Surya Paloh, yang semuanya membantah terlibat. Tapi, tidak ada dari tokoh itu yang diajukan ke pengadilan.

20 Februari 1998: Kampung Batik Sari, Semarang.

7 Agustus 1998: Kedutaan besar Amerika di Nairobi, Kenya dan di Darus Salam, Tanzania yang disinyalir dilakukan teroris yang punya hubungan dengan Al-Qaida dan Osama bin Laden. Peristiwa itu menewaskan 223 orang dan melukai 4.000 orang. Sebagian besar dari mereka yang terbunuh dan terluka dalam tiga pemboman itu adalah warga Kenya dan Tanzania.

11 Desember 1998: Atrium Plaza Senen, Jakarta. Pelaku tertangkap pada akhir 1999, sewaktu terjadi ledakan bom di Ramayana, Jalan Sabang. VM Rosalin Handayani dan Yan Pieterson Manusama disangka sebagai pelaku dengan motif usaha dagang. Bahan peledak berbau belerang.

2 Januari 1999: Toserba Ramayana, Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Pelakunya adalah V.M. Rosalin Handayani dan Yan Pieterson Manusama, pengusaha yang dilatar-belakangi motif sengketa pribadi. Bahan peledak bom adalah TNT.

9 Februari 1999: Mal Kelapa Gading, Jakarta. Siapa pelaku dan apa motif bom yang berbahan peledak TNT itu, tidak diketahui.

15 April 1999: Plaza Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Pelakunya adalah Ikhwan, Naiman, Edi Taufik, Suhendi, dan Edi Rohadi, anggota kelompok yang disebut-sebut sebagai Angkatan Mujahidin Islam Nusantara (AMIN) pimpinan Eddy Ranto. Motif pemboman adalah kriminal (perampokan). Kelompok AMIN ini juga dituduh meledakkan Istiqlal. Anehnya, dalam kasus ini, motifnya diputuskan sebagai kriminal. Bahan peledak ramuan KCl03 (kalium klorat) dan TNT.

19 April 1999: Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Pelakunya adalah Eddy Ranto alias Umar, 40 tahun yang juga diduga sebagai otak perampokan Bank BCA Taman Sari, Jakarta dan peledakan satu wartel di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta, beberapa pekan sebelumnya. Sayangnya, kasus ini tetap menjadi misterius, lantaran belum tuntas. Bahan peledaknya sama dengan kasus Hayam Wuruk. Bahan peledaknya, TNT (trinitrotoluene) dan KCLO3 (kalium chlorat).

Maret 2000: Depan Hotel Merdeka, Bekasi yang mengakibatkan dua orang luka-luka.

28 Mei 2000: Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Medan. Siapa pelaku dan apa motifnya tetap jadi misterius.

29 Mei 2000: Gereja Katolik di Jalan Pemuda Medan. Siapa pelaku dan apa motifnya juga masih misterius.

1 Juli 2000: Di Jalan Imam Bonjol, KPU Jakarta. Kasus peledakan bom ini juga masih belum tuntas

4 Juli 2000: Di kamar kecil kantor Kejaksaan Agung, Jakarta. Siapa pelaku dan apa motif peledakan bom berkategori M-1 (Military One) buatan Pindad, itu masih misterius. Sampai sekarang, kasusnya belum terungkap jelas, padahal polisi sudah menyebar sketsa wajah yang diduga pelaku peledakan.

Agustus 2000: Kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia, di Imam Bonjol, Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius. Bom yang dipakai adalah C-4 buatan Amerika Serikat. Pada 19 Oktober 2003, PN Jakarta Pusat menghukum Abdul Jabar bin Ahmad Kandai selama 20 tahun penjara. Abdul Jabar terbukti bersalah melakukan tindak pidana secara bersama-sama dengan Fatur Rahman Al- Ghozi dan Edi Setiono alias Usman, meledakkan bom di rumah Duta Besar Filipina itu. Dirinya juga dinyatakan terbukti bersalah turut serta melakukan aksi pemboman di sejumlah Gereja di Jakarta: Gereja Anglikan Menteng Jakarta Pusat dan Oikumene di Jalan Angkasa Halim Perdana Kusumah Jakarta Timur. Kedutaan besar Malaysia untuk Indonesia di Rasuna Said, Jakarta, juga mendapati ledakan bom. Tapi, tidak menimbulkan korban jiwa.

27 Agustus 2000: Di Medan, satu di bengkel di depan rumah penduduk di Jalan Bahagia, dan satu lagi di pagar rumah pendeta J. Sitorus.

September 2000: Bursa Efek Jakarta. Dengan bahan peledak TNT, ledakan bom menewaskan 10 orang, melukai puluhan orang dan merusakkan puluhan mobil. Pelakunya adalah Teungku Ismuhadi yang kemudian dihukum penjara 20 tahun.

13 September 2000: Ledakan dahsyat di lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. Ledakan ini menelan korban 10 orang tewas, 15 orang luka, serta dua mobil hangus, 20 mobil rusak.

November 2000: Hotel Omni Batavia, Jakarta.

Desember 2000: Di berbagai tempat di Indonesia saat malam Natal: Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru, yang mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak. Bahan peledaknya, TNT yang ditambahkan supreme seal pot dengan wadah plastik ungu dan diisi 100 gotri.

Januari 2001: Bom rakitan di satu mobil di Pasar Minggu, Jakarta. Selain itu, Taman Mini Indonesia Indah juga sempat digegerkan ledakan bom yang dilakukan Elize M. Tuwahatu.

Maret 2001: Rumah Sakit Saint Carolus, Jakarta. Sementara itu, ledakan bom juga terjadi di jembatan kereta api Cisadane, Serpong, Tangerang.

April 2001: Di Jalan Percetakan Negara, Jakarta.

10 Mei 2001: Di bangunan Yayasan Kesejahteraan Mahasiswa Iskandar Muda, di Jalan Guntur, Jakarta Selatan. Tiga orang tewas, sebagian bangunan hancur.

Juni 2001: Di kamar kos di kawasan Pancoran, Jakarta. Berselang hanya dua pekan, di Cikoko, di kawasan Pancoran juga, ledakan bom kembali terjadi.

Juli 2001: Gereja Santa Anna, Pondok Bambu, Jakarta. Ledakan mencederai puluhan orang. Hanya sehari berselang, ledakan bom kembali terjadi di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta, dan melukai satu orang.

Agustus 2001: Plaza Atrium, Senen, Jakarta. Ledakan melukai enam orang. Kedua pelaku peledakan, Edi Setyono alias Abbas dan Taufik bin Abdul Halim dihukum hukuman mati oleh PN Jakarta Pusat.

September 2001: Gedung kembar WTC, New York, Amerika Serikat. Satu jet komersial menabrak menara utara bangunan 110 lantai antara lantai 80 dan 85. Selang beberapa menit, satu pesawat komersial lainnya menabrak menara selatan. Diperkirakan, tiga ribu orang tewas dan 1.000 cedera dalam peristiwa itu. Sebanyak 40.000 orang bekerja di pusat perdagangan dua gedung itu; lebih dari 150.000 orang memasuki kompleks itu setiap hari untuk berbisnis atau hanya jalan-jalan. Dari Dubai, Uni Emirat Arab, dilaporkan, satu kelompok Palestina menyatakan bertanggung jawab atas serangan pesawat terhadap WTC itu. Televisi Abu Dhabi melaporkan, pihaknya telah menerima telepon dari Front Demokratis bagi Pembebasan Palestina (DFLP) di luar negeri -yang menyatakan bertanggung jawab. Gedung yang diserang itu merupakan institusi internasional yang melambangkan kemakmuran ekonomi dunia. Di sana terdapat perwakilan dari pemerintah Thailand, Cile, dan Pantai Gading, misalnya. Di WTC terdapat 430 perusahaan dari 28 negara.

Serangan bom pesawat juga terjadi terhadap Pentagon, Washington dan menewaskan 189 orang, termasuk para penumpang pesawat. Sementara itu, 45 orang tewas dalam pesawat keempat yang jatuh di daerah pedalaman Pennsylvania.

23 September 2001: Lantai parkir Atrium Plaza, Senen. Ledakan menghancurkan beberapa mobil, walau tidak ada korban jiwa.

2001: Asrama haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan.

2002: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) dan restoran McDonald’s di Sulawesi Selatan.

1 Januari 2002: Di depan rumah makan ayam Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Seorang pelaku, Hasballah tewas seketika di tempat kejadian. Bahan peledak yang digunakan yang digunakan adalah granat manggis K75 buatan Korea.
Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.

18 Januari 2002: Gardu PLN di depan bekas terminal Cililitan, Jakarta Timur. Sementara itu, di Palu, satu ledakan juga mengguncang tiga rumah ibadah. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Pantekosta di Indonesia dan Gereja Kristen Indonesia Sulawesi Selatan Jemaat Palu rusak akibat bom rakitan.

20 Januari 2002: Fathurrahman al Ghozi, seorang Warga Negara Indonesia, ditangkap oleh pihak keamanan Filipina. Lelaki kelahiran Madiun dituduh terlibat dalam pengeboman sebuah stasiun kereta api di pusat kota Manila di malam Tahun Baru 2002. Filipina menyatakan, al Ghozi sebagai salah satu anggota sel al Qaidah di Asia Tenggara.

Maret 2002: Kantor Babinkum, Pulo Gebang, Jakarta.

Juni 2002: Di depan gedung konsulat jenderal Amerika Serikat di Karachi, Pakistan yang mengakibatkan delapan orang tewas.

9 Juni 2002: Di lahan parkir Hotel Jayakarta dan Diskotik Eksotis, Kota, Jakarta Barat. Pelakunya, Dodi Prayoko berhasil ditangkap polisi.

1 Juli 2002: Mal Graha Cijantung, Jakarta. Tujuh orang luka-luka dan tidak ada korban jiwa akibat ledakan itu. Polisi menangkap lima tersangka yang diyakini terkait dengan Gerakan Aceh Merdeka yakni, Ramli. M. Nur, Mudawali, Muhamad Hasan Irsyadi dan Syahrul. Bom rakitan jenis low explosive itu terdiri dari campuran belerang, alumunium powder, potasium klorat, baterai, dan serpihan besi atau paku.

Oktober 2002: Bandung Supermall dan Istana Plaza, Bandung.

12 Oktober 2002: Tiga ledakan bom mengguncang Bali. Ledakan pertama dan kedua mengguncang kawasan di Jalan Legian, Kuta. Sedangkan ledakan lainnya terjadi di dekat kantor konsulat AS, Denpasar. Di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan meledak di pintu gerbang masuk kantor Konjen Filipina. Tidak ada korban jiwa.

Ledakan di Jalan Legian, mengakibatkan setidaknya 187 tewas dan 400-an lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan parah dalam radius 100 meter dari pusat ledakan. Polisi mengidentifikasikan bahwa ledakan berasal dari bom mobil yang diletakkan dalam Mitsubishi L300.

Sebagai peracik bahan-bahan kimia bahan peledak, Sarjiyo alias Sawad, dihukum seumur hidup oleh majelis hakim PN Denpasar yang juga menghukum Saad alias Mat Ucang 20 tahun penjara lantaran menyembunyikan Mukhlas alias Ali Gufron saat dalam pelarian. Hernianto dihukum 12 tahun penjara. Selain itu, kelompok Kalimantan, seperti Mubarok dihukum seumur hidup, Sukastopo tiga tahun, Imam Susanto empat tahun delapan bulan, Mujarot lima tahun, Hamzah Baya enam tahun, Eko Hadi P empat tahun enam bulan, Puriyanto empat tahun enam bulan, Firmansyah empat tahun, Syamsul Arifin tiga tahun penjara, Sofyan Hadi enam tahun, Sirojul Munir lima tahun, Sukastopo tiga tahun, Muhammad Yunus enam tahun.

Sementara itu, Ali Imron alias Ale -adik kandung Amrozi, dihukum seumur hidup. Imam Samudra dihukum hukuman mati lantaran secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan aksi pemboman itu; secara bersama-sama menyiapkan dana untuk membiayai bom Bali. Ini berkaitan dengan perampokan toko emas 'Elita' di Serang, Banten, yang dananya digunakan untuk biaya bom Bali. Diantaranya, Rp. 20 juta yang diberikan kepada Amrozi untuk membeli bahan-bahan peledak, serta tambahan biaya membeli mobil Mitsubishi L-300; aktifitasnya sebagai tokoh penting dalam kasus bom Malam Natal di empat gereja di Batam 24 Desember 2000: Gereja Pante Kosta Pelita, Gereja GKPS Sei Panas, Gereja Betani May Mart, serta Gereja Beato Damian, di kawasan Bengkong Green; secara bersama-sama dan bersekutu atau masing-masing bertindak untuk dirinya sendiri dengan sengaja membakar atau menjadikan letusan yang dapat mendatangkan bahaya umum bagi barang. Dalam peristiwa bom Batam, selain merusak gereja, juga menimbulkan korban manusia, 26 luka berat, serta 3 orang luka ringan

Di Manado, pada saat yang hampir bersamaan juga terjadi ledakan di depan kantor konsulat Filipina di Jalan Tikala. Pada peristiwa yang tidak menelan korban jiwa itu, polisi menangkap dua pelaku pemboman: Otje dan Idris.

5 Desember 2002: Mal Ratu Indah Makassar pada malam Idul Fitri. Tiga orang tewas dalam peristiwa itu. Enam belas orang ditetapkan sebagai tersangka, diantaranya, Agung Abdul Hamid, Mukhtar Daeng Lau, Usman, Masnur, Azhar Daeng Salam, Ilham, Hizbullah Rasyid, Dahlan, Lukman, Suryadi, Abdul Hamid, Iwal, Mirzal, Itang, Khaerul, dan Kahar Mustafa. Dua belas orang telah berhasil ditangkap polisi, empat orang lainnya yang masih buron adalah Agung Abdul Hamid, Dahlan, Mirzal dan Hizbullah Rasyid.

Januari 2003: Pangkalan bajaj di Jalan Jembatan Besi Raya Gang I, Tambora, Jakarta. Ledakan berasal dari bom Molotov yang dilemparkan ke pangkalan bajaj yang mengakibatkan sebuah bajaj terbakar. Bom itu terbuat dari botol bir isi bensin dan sumbu. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sementara itu, ledakan bom rakitan terjadi dan mengenai dua polisi di jembatan besi Jorong Silawai, Kecamatan Airbangis, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.

14 Januari 2003 : Ambon.

3 Februari 2003: Wisma Bhayangkari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Ledakan berasal dari sebuah bom rakitan yang dibuat dari pipa paralon sepanjang 11 cm dengan diameter 16 cm, ditutup dengan lempengan baja yang dilapisi dengan semen. Walau berkekuatan rendah, ledakan merusakan satu mobil dan menghancurkan bagian bagunan yang ada di Wisma Bhayangkari. Polisi menangkap tersangka pelaku pemboman, Ajun Komisaris Polisi Anang Sumpena. Tidak ada korban jiwa akibat ledakan itu.

1 April 2003: Bom mengguncang Medan. Kali ini terjadi lagi di jalur pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Diperkirakan bom meledak pukul 03.00 WIB. Tak ada korban jiwa.

24 April 2003: Di jembatan Kali Cideng, belakang kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sasaran kemungkinan ditujukan ke kantor PBB. Bom rakitan itu terbuat dari besi yang panjangnya sekitar 33 sentimeter, dengan diameter sekitar 10 sentimeter, dan ketebalan pipanya sekitar 6,6 milimeter. Ledakan berkekuatan rendah. Tidak ada korban.

27 April 2003: Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu, tujuh orang yang merupakan satu keluarga menjadi korban ledakan. Lima di antaranya dirawat di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk PIK dan dua lainnya dirawat di RSU Tangerang. Ledakan berkekuatan rendah. Belum diketahui penyebab dan motif ledakan.

30 Juni 2003 : Di Pasar Aceh, Kota Banda Aceh. Sementara itu, satu bom lainnya dapat dijinakkan di satu rumah sakit umum Kota Banda Aceh. Tiga pedagang menderita luka terkena serpihan bom.

14 Juli 2003: Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Tidak ada korban jiwa.

10 Juli 2003: Pasar Koronadal, Filipina Selatan. Ledakan menewaskan tiga orang serta mencederai setidaknya 29 orang.

Juli 2003: Saat konser musik terbuka di Moskow, Rusia. Bom bunuh diri itu menewaskan 14 orang serta puluhan terluka.

5 Agustus 2003: Hotel JW Marriott, Jakarta. Dengan bahan peledak, antar lain berupa CLO3, Almunium Fowder, TNT, Detanator dan Detonating Cord (sumbu peledak), bom menewaskan 13 orang, melukai 74 orang dan menghancurkan 22 mobil.

Menurut keterangan tersangka Amran Bin Mansur alias Andi Saputra, bahan peledak bom menggunakan sisa-sisa bom Malam Natal 2000 yang diselundupkan dari Fillipina Selatan sebelum 2000. Amran, pria kelahiran Pontian Johor Malaysia, merupakan anggota Jamaah Islamiyah yang berperan sebagai penyedia bahan peledak bom Malam Natal 2000. Amran mendistribusikan bahan peledak ke empat tempat pengeboman: gereja-gereja di Batam, Pekan Baru (Sumatera), Jawa dan Nusa Tenggara Timur.

Perintah tertinggi pengeboman Malam Natal itu ada di tangan Hambali alias Encep Nurjaman, pria Cianjur Jawa Barat yang ditangkap di Ayutthaha Thailand, 2003, oleh aparat intelijen Thailand. Hambali kemudian menunjuk penanggung-jawab eksekusi di empat tempat itu, dua di antaranya, Imam Samudera alias Kudama untuk Batam dan Idris alias Gembrot untuk Pekanbaru. Kepada para penanggung-jawab itulah, Amran menyerahkan bahan peledak. Selain bom, Amran juga menyerahkan enam senjata jenis revolver asal Malaysia: tiga untuk Batam dan tiga untuk Pekanbaru. Selepas itu, Amran kabur ke Malaysia, tapi kembali lagi ke Indonesia pada 2001. Lewat jalur ilegal, Amran dua kali keluar-masuk: Batam, Johor Malaysia, Nunukan Kalimantan Timur dan Manado, Sulawesi Utara.

Selain Amran, ada penyedia dana bernama Jabfar -juga warga Malaysia- yang berhasil ditangkap tim anti teror Mabes Polri di Desa Grinsing, Batang, Jawa Tengah, 5 Februari 2004. Jabfar inilah yang menuntun aparat untuk menangkap Amran.

Baik Amran maupun Jabfar sudah aktif dalam pengeboman di Indonesia sejak 1999. Tapi pada 2001, mereka sudah tidak aktif lagi. Jabfar adalah pengikut Pondok Pesantren Lukmanul Hakim milik Amir Majelis Mujahidin Indonesia, Ustadz Abu Bakar Baasyir di Malaysia yang sudah dibubarkan. Amran dan Jabfar juga bekerja-sama dalam pengeboman Malam Natal 2000. Tapi selepas tugas, mereka berpisah dan kabur.

Terbukti terlibat dalam persiapan aksi pengeboman Hotel JW Marriott, Sardona Siliwangi bin Azwar, 23 tahun, dihukum sepuluh tahun penjara oleh majelis hakim PN Bengkulu. Sardona sendiri saat ini adalah mahasiwa semester satu Akademi Komputer swasta di Kota Bengkulu. Diperkirakan, sekitar 4 Januari hingga pelaksanaan pengeboman di Hotel JW Marriott 5 Agustus 2003, dirinya ikut bersama-sama menyimpan bahan peledak yang dibungkus enam kardus di kediamannya di Jalan Gedang Kilometer 6,5, Rt.1-Rw.01, nomor 43, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu. Perbuatan terdakwa dilakukan bersama-sama dengan Asmar Latin Sani (pelaku bom bunuh diri), Noor Din Moh Top alias Isa, Dr. Azhari alias bahar, Moh. Rais alias Indra alias Iskandar alias Ryan Arifin, Toni Togar alias Indra Warman dan Mohammad Ihsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Jo.

7 Agustus 2003: Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Akibat ledakkan, Bachtiar alias Manto, 20 tahun, yang diduga kuat sebagai perakit bom itu tewas.

12 September 2003: Di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah. Ledakan bom mengakibatkan lima warga luka-luka.

8 November 2003: Bom mobil meledak dalam komplek ekspatriat Arab di Riyadh, Arab Saudi, menewaskan 17 orang dan 120 warga lainnya luka-luka.

15 November 2003: Di luar sinagoga di Istanbul, Turki, yang penuh terisi orang. Bom mobil menyebabkan 20 orang tewas dan 300 lainnya terluka.

20 November 2003: Istanbul, Turki. Bom bunuh diri menewaskan 27 orang dan 450 lainnya cedera.

5 Desember 2003: Di dekat perbatasan Rusia-Chechnya. Bom bunuh diri meledakkan kereta api, menewaskan 36 orang dan sekitar 150 orang lainnya cedera.

5 Desember 2003: Makassar, Sulawesi Selatan. Muhammad Tang alias Ittang (30) yang telah membantu pelarian otak bom Makassar, Agung Hamid, dihukum tujuh tahun penjara oleh PN Makassar, Sulawesi Selatan yang juga menghukum Suryadi Mas'ud (31) delapan tahun penjara. Selain itu, Khaerul alias Herul alias Mato (23) dihukum tujuh tahun penjara, Kaharuddin Mustafa lima tahun penjara lantaran ikut membantu dan memberikan kemudahan kepada tersanga Agung Hamid yang disebut-sebut sebagai otak peledakan. Imal Hamid, 35 tahun, dihukum enam tahun penjara lantaran menyembunyikan informasi pelaku tindak pidana terorisme, yaitu sudah tahu adanya bahan peledak berupa dua karung photasium dan satu karung TNT yang disimpan Agung Hamid (buron) di rumahnya, di Desa Garessi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Suriadi SPd, 32 tahun, dihukum tujuh tahun penjara.

9 Desember 2003: Di dekat gedung parlemen Rusia di Moskow. Akibat bom bunuh diri itu, belasan orang luka berat. Dua wanita pelaku pemboman ditemukan tewas.

Januari 2004: Di Medan, Sumatera Utara. Pelakunya adalah penjual mie Aceh dan anggota separatis Gerakan Aceh Merdeka: Sfd Bin Slm alias Fudin (30) dan AS alias Mamad (24), penduduk Samlantira dan Kecamatan Tanah, Aceh Utara.

Sementara itu, bom juga meledak di Kafe Samfodo Indah di Kota Palopo, Sulawesi Selatan dan mengakibatkan empat tewas dan dua orang lagi mengalami luka-luka. Pelakunya, Arman, Idil, Ahmad Rizal, Jeddi, Benardi dan Jasmin. Enam orang lainnya yang masih buron adalah Aswandi alias Aco bin Kasim, Ishak, Nirwan, Kahar dan Agung Hamid. Disinyalir, Agung Hamid juga tokoh utama peledakan bom di Mal Ratu Indah Makassar, 5 Desember 2002.

11 Maret 2004: Madrid, Spanyol. Ledakan bom menewaskan 200 orang. Tersangkanya, tiga warga Maroko dan dua asal India ditangkap, dan diyakini terkait dengan jaringan penjualan dan pemalsuan telepon seluler dan SIM Card. “Kemungkinan, kelima tersangka memiliki hubungan dengan kelompok radikal di Maroko,” kata Menteri Dalam Negeri Spanyol, Angel Acebes.

21 Maret 2004: Rumah milik nyonya Sugeng di Jalan Bhakti Abri Kampung Sindangrasa, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cimanggis Depok. Ledakan bom rakitan itu tidak memakan korban jiwa dan kerusakan berarti.

21 Maret 2005: Dua Bom meledak di Ambon.

8 Juni 2005: Bom Pamulang, Tangerang 2005, bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.

1 Oktober 2005: Bom Bali 2005, , bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.

31 Desember 2005: Pemboman Palu 2005, bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.









Kumpulan Berita Sepak Terjang Geng Islam






Terbaru!

Teror di Mumbai India (26 November 2008)

Di masa-masa awal geng Islam berdiri

Perampokan Besar di Lembah Badr (Perang Badar)
Pembunuhan-pembunuhan terhadap Para Pengkritik Geng Islam
Pembantaian 800 Orang Yahudi di Medinah
Perampokan Kota Kaybar
Teror-teror Lain oleh Muhammad dan anggota gengnya (100 Teror Lengkap)

Di masa kini

- Indonesia -

Bom Kedubes Filipina di Jakarta (1 Agustus 2000)
Bom Kedubes Malaysia di Jakarta. (27 Agustus 2000)
Bom Gedung Bursa Efek Jakarta (13 September 2000)
Bom malam Natal (24 Desember 2000)
Bom Plaza Atrium Senen Jakarta (23 September 2001)
Bom Restoran KFC Makassar (12 Oktober 2001)
Bom sekolah Australia di Jakarta (6 November 2001)
Bom malam Tahun Baru (1 Januari 2002)
Bom Bali 1 (12 Oktober 2002)
Bom Restoran McDonald's Makassar (5 Desember 2002)
Bom Kompleks Mabes Polri (3 Februari 2003)
Bom Bandara Cengkareng (27 April 2003)
Bom Hotel JW Marriott (5 Agustus 2003)
Bom cafe di Palopo (10 Januari 2004)
Bom Kedubes Australia di Jakarta (9 September 2004)
Bom Gereja Immanuel di Palu Sulawesi Tengah (12 Desember 2004)
Bom Ambon (21 Maret 2005)
Bom Pamulang di Tangerang, (8 Juni 2005)
Bom Bali 2 (1 Oktober 2005)
Pemboman Palu (31 Desember 2005)
Perusakan dan Pembakaran Rumah Ibadah
Pemenggalan 3 Siswi di Poso
Kerusuhan Mei 1998 di Indonesia
Penganiayaan & Pembunuhan Gara-gara Menubruk Dinding Masjid
Hajar Sesama Geng Islam (FPI vs AKKBB di Silang Monas Jakarta)


- Luar Negeri -

Pemboman Boeing 747 - Peristiwa Lockerbie (21 Desember 1988)
Peruntuhan Menara WTC di New York (11 September 2001)
Pemboman Stasiun KA di Madrid Spanyol (11 Maret 2004)
Kebiadaban Muslim Chechen di Beslan Rusia (1 September 2004)
Pembunuhan Theo Van Gogh (2 November 2004)
Peledakan Bom di Stasiun Kereta Api Bawah Tanah London (7 Juli 2005)
Peledakan Bom di Stasiun Kereta Api Bawah Tanah London (21 Juli 2005)
Bom Bunuh Diri di Hotel Marhaba Peshawar Pakistan (15 Mei 2007)
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korsel (19 Juli 2007)
Bom Bunuh Diri di Kandahar (12 Desember 2007)
Bom Bunuh Diri di Peshawar Pakistan (17 Januari 2008)
Teror Bom di Kandahar Tewaskan 80 Orang (17 Februari 2008)
Penculikan terhadap Teknisi China di Pakistan (2 September 2008)
Bom Bunuh Diri Tewaskan Gubernur Afghanistan (13 September 2008)
Bom Bunuh Diri di Baghdad (15 September 2008)
Pembantaian 40 Penumpang Bus oleh Taliban (16 Oktober 2008)
Bom Baghdad Tewaskan 20 Orang (25 November 2008)
Bom Bunuh Diri di Peshawar Pakistan (2 Desember 2008)
Bom Bunuh Diri di Kota Mardan Pakistan (31 Oktober 2008)

1 komentar:

  1. Tidak Baik Menghina Agama Orang intropeksi dulu diri sendiri. Saya kasih pertanyaan kepada kau. Pernahkah Yesus Mengatakan:
    “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”???

    BalasHapus