Senin, 13 Juni 2011

"Jadikan semua bangsa muridku" versi Muhammad

"Jadikan semua bangsa muridku" versi Muhammad

Ayat Al-Qur’an yang terkenal, Surat 2:256 mengatakan bahwa "tidak ada pemaksaan dalam beragama", tetapi ayat ini segera dibatalkan dan dilupakan saat Muhammad sadar bahwa pemaksaan adalah cara satu-satunya menyebarkan agama-nya. Mulanya Muhammad tidak menemukan banyak orang yang rela menerima ajarannya, tetapi ketika dia membuktikan keberhasilannya dalam perang, dia mendapatkan banyak pengikut. Islam tersebar dengan cepat setelah dia menabuh genderang perang untuk melakukan penaklukan.

Para prajurit dijanjikan bahwa mereka akan mendapatkan banyak hasil rampasan. Jika mereka mati dalam perang, mereka dijamin sebuah tempat dalam Khayangan, dikelilingi oleh bidadari-bidadari (Al Bukhari 1:35). Menjelang tahun 631, mereka menaklukan seluruh jazirah Arab.

Sebuah Perbandingan: Cara Dakwah Simpatik vs Cara Dakwah Setan (Awloh)

Sebagai perbandingan, kita akan mengambil contoh cara berdakwah orang-orang Kristen. Dalam kehidupan kenegaraan, orang kristen mengikuti prinsip yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam Lukas 20:25 Dia memerintahkan para pengikut-Nya. "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan!" Dalam Yohanes 18:36 Dia berkata."KerajaanKu bukanlah dari dunia ini..."
Dengan perkataan ini, Dia sedang mengajarkan sebuah prinsip kepada para pengikut-Nya mengenai pemisahan antara gereja dan negara. Gereja adalah sebuah organisasi rohani. Pemerintah dari negara mana saja bersifat sekuler, organisasi - non agamawi. Yesus sedang mengatakan bahwa keduanya harus dipisahkan. Gereja Kristen pernah melawan prinsip ini dalam sejarah. Kita harus jujur mengakuinya.

Pada mulanya, gereja Kristen tidak memiliki kekuasaan politik dan gedung-gedung, tetapi hanyalah sekelompok orang yang berkumpul, seringkali dengan diam-diam di rumah para anggotanya. Inilah jenis gereja yang Yesus inginkan bagi para pengikut-Nya. Kerajaan-Nya berada di dalam hati umat-Nya.

Kekristenan berkembang pesat sejak hari Minggu Paskah pertama seterusnya. Dalam beberapa tahun, sejumlah besar orang Yerusalem mengikuti ajaran Yesus. Walaupun pembunuhan terhadap orang Kristen berlangsung terus-menerus, tidak ada satu pun orang Kristen mengadakan perlawanan fisik. Ajaran Yesus akhirnya menyebar ke seluruh Kekaisaran Roma dengan kemurnian ajaran-Nya, tanpa peperangan, tanpa pedang. Itulah cara Tuhan, cara yang benar menurut hati nurani. Cara yang sesuai AKAL dan cukup rasional.

Cinta kasih orang Kristen kepada orang-orang lain dikenal luas di kalangan orang-orang biasa. Mereka memperhatikan seorang tunawisma, dan memperlakukan para pengemis dengan hormat. Mereka menyelamatkan bayi-bayi yang tak diinginkan dan yang telah dibuang, serta membesarkannya seperti anak mereka sendiri. Dengan rela hati mereka membagi harta mereka satu sama lain. Ketika mereka bertemu di rumah untuk beribadat, orang kaya duduk dengan orang miskin, laki-laki duduk dengan perempuan, dan budak-budak duduk bersama-sama dengan majikan mereka sebagai orang-orang yang sejajar. Pada waktu itu. hal demikian adalah sebuah revolusi. Akan tetapi, ketika Kaisar Konstantin bertobat dan kemudian Roma jatuh, lahirlah Gereja Katholik Roma Abad Pertengahan. Saat itu terjadi pergeseran drastis dari prinsip-prinsip Yesus. Secara bertahap gereja mendapatkan kekuasaan politik dan dengan demikian mulai berfungsi seperti pemerintah duniawi.

Pada gereja mula-mula, Petrus dan Paulus menangani ajaran palsu dengan menantang para pengajar palsu berdebat dengan mereka, sambil menunjukkan kepada mereka Kitab Suci. Jika para pengajar palsu itu tidak dapat dimenangkan kembali, mereka dibiarkan. Dengan kata lain, mereka setuju bahwa mereka tidak setuju. Kitab Suci Kristen mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Tuhan, yaitu memiliki hak yang diberikan Tuhan untuk berpikir bagi diri mereka sendiri.

Tetapi kemudian, setelah gereja mendapatkan kekuasaan politik, gereja menindas seperti kekuasaan politik lainnya pada waktu itu. Pada tahun 431 M Konsili Efesus menyatakan, "Bahwa ajaran Nestorianisme bertentangan dengan Kitab Suci." (catatan: Nestorianisme adalah ajaran dari seorang tokoh yang bernama Arian, yang menyangkal keilahian Kristus. Ajaran ini berkembang di Timur Tengah pada zaman Muhammad. Itulah sebabnya Muhammad menyebut orang Kristen, Nasrani, para pengikut Nestorian - ed). Pada tahun 451 Konsili Chalcedon juga mengutuk ajaran Monofitisme (Yesus hanya memiliki satu tabiat, yaitu tabiat manusia). Namun, dalam kedua peristiwa ini, gereja sendiri melawan Kitab Suci dengan mengizinkan penganiayaan berdarah terhadap para pengajar palsu dan para pengikut mereka. Seandainya Paulus dan Petrus masih hidup, mereka pasti marah sekali melihat gereja yang didirikan oleh Yesus mulai menumpahkan darah. Apalagi Yesus, la pasti sangat sedih melihat gereja-Nya menindas dan membunuh atas nama agama.

Menjelang tahun 600 M, dunia kekristenan dibagi menjadi kubu-kubu yang saling berperang. Di timur, Kaum Nestorian Persia berperang melawan Kaum Monofisit dari Armenia dan Mesir bersama-sama dengan kaum Aramea di Syria dan Mesopotamia. Memang benar bahwa orang Persia dan Byzantium adalah orang yang paling tinggi peradabannya pada masa itu. Tetapi mereka merusak diri mereka sendiri dengan peperangan berdarah antar suku dan agama. Mereka membunuh atas nama agama.

Kemudian pada tahun 632 M Kaisar Byzantium, Heraklius, rnemerintahkan dengan paksa agar semua orang Yahudi bertobat ke dalam agamanya. Sudah jelas, hal ini menyebabkan gelombang kekejaman dan pembunuhan besar-besaran yang menyapu seluruh kekaisaran. Ribuan orang terbunuh, menambah permusuhan orang terhadap pemerintahan Byzantium. Landasan disiapkan bagi serangan Islam.

Perhatikan! Ketika gereja "Kristen" membunuh ribuan orang demi agama, sesungguhnya mereka sedang membelakangi atau melawan ajaran Yesus.

Tetapi ketika tentara-tentara Islam membunuh orang-orang yang di penjara, dan menjual para wanita serta anak-anak menjadi budak-budak di daerah-daerah yang mereka taklukkan, mereka sedang mengikuti Muhammad dan dengan penuh kesetiaan mengikuti ajaran Al-Qur’an. Mereka sedang mengikuti jejak langkah Muhammad, sebagai murid-murid yang baik, tidak semua orang Muslim sejahat itu, banyak orang Muslim di Indonesia yang moderat dan baik. Tetapi mereka yang terlibat dalam pembunuhan dan penganiayaan bukanlah orang Muslim "KTP". Mereka adalah para pengikut Islam yang setia. Islam membagi semua orang ke dalam dua kelompok, dar-al-Islam dan dar-al-harb. Yang pertama adalah daerah kekuasaan Islam. Yang kedua adalah daerah kekuasaan lain yang Islam perangi.

Beginikah Cara Berdakwah yang Benar?

Setelah Muhammad meninggal tahun 632 M. sebagian besar daerah yang telah ditaklukkan memberontak. Mereka berkata bahwa sumpah kesetiaan mereka hanya kepada Muhammad, bukan kepada Islam. Abu Bakar, penerus Muhammad, tidak mengutus para "da’i” untuk mendakwah dan memenangkan mereka kembali, melainkan mengirim tentara!

Setelah dua tahun pembunuhan, Ridda ('kemurtadan') berakhir, dan semua Jazirah Arab sekali lagi jatuh ke tangan Islam.

Dengan posisi yang aman, sang Kalifah memutuskan untuk menyerang pesisir kekaisaran Persia dan Byzantium, menyebarkan Islam dengan pedang dan menumpuk kekayaan dari hasil rampasan. Di bagian Timur, tentara-tentara Islam menyerang Babilonia, Susiana, Mesopotamia, Armenia dan Persia hingga ke Sind. Di bagian barat, mereka menaklukkan semua propinsi Kristen di bagian timur Laut Tengah, mulai dari Syria dan Palestina.

Perang Syria-Palestina bermula tahun 634 M. Seluruh daerah Gaza hingga ke Kaisarea dirampok. Hasil panen dibakar, empat ribu orang Yahudi, Kristen dan para petani Samaria dibantai. Yerusalem jatuh, tidak lama setelah perang Ajnaidin tahun 636 M.

Kota-kota yang aktif melawan para penyerang membayar harga yang mahal. Seringkali para wanita dan anak-anak dijual menjadi budak-budak, sementara para lelaki mereka disembelih atau kadang-kadang dijadikan budak juga. Setelah itu, banyak orang yang telah ditaklukkan itu dipaksa menjadi Muslim dengan pedang di leher.

Mereka yang berbicara melawan Islam disiksa atau dibunuh, sama seperti sekarang ini. Jika seorang Kristen menutup mulut tetapi menolak Islam, dia hanya dijadikan salah satu Dhimmi dan dipaksa membayar pajak yang mahal (jizya dari bahasa Arab Jazoo, atau pajak hukuman). Selama sisa hidup mereka, orang-orang ini menjadi warga negara kelas dua di negeri mereka sendiri.

Dalam buku Unmasking Islam halaman 47 yang ditulis oleh Abd El Scafi, saya mengambil kutipan dari Tabary of the Quran halaman 210. Penulis (Tabari), mengacu kepada Surat 9:28-29, mengatakan:

"Makna dari pernyataan ayat-ayat Qur’an .. .'sampai mereka membayar penuh pajak dengan penyerahan/penundukan diri dan kerendahan (literal untuk membayar dengan tangan dan didorong dengan penyerahan/penundukan diri) adalah bahwa seorang Muslim akan menerima pajak yang dikenakan kepada orang Kristen dan Yahudi di dalam posisi duduk sedangkan mereka berdiri. Dia akan mengambilnya dari tangan mereka sendiri karena orang Kristen danYahudi tidak boleh mengirimnya melalui utusan, tetapi harus datang sendiri dan berdiri untuk membayarnya sementara orang Muslim Itu duduk. Perkataan didorong dengan penyerahan/penundukan diri juga bermakna dengan kerendahan’” (Tabary of the Quran, hal 210).

Orang-orang Yahudi dan Kristen dipaksa untuk memakai pakaian khusus atau berjalan dengan kaki telanjang, menundukkan kepala di hadapan orang Muslim, dan mengikuti lusinan hukum lain yang dirancang untuk merendahkan mereka. Bat Yeor, salah seorang yang tinggal di daerah yang pernah ditaklukkan Islam ratusan tahun yang lalu, menulis:

"Gereja-gereja dan sinagoge-sinagoge jarang sekali mendapat penghormatan. Tempat-tempat itu dipandang sebagai tempat pengajaran yang menyimpang (Perversion). Mereka sering membakarnya atau membawanya ke pengadilan atas kasus menentang pihak yang berkuasa, dan ditemukan bersalah dalam melanggar hak-hak mereka.”

Kapan saja sebuah daerah ditaklukkan, para pemimpin haus darah itu menghapus budaya lama dan menggantikannya dengan Islam. Kita tidak mau mengupas kesengsaraan yang diderita orang-orang Kristen di bawah kekuasaan Islam. Kita tidak mau berbicara banyak mengenai beragam pembantaian yang telah dan terus terjadi hingga saat ini. "Sang Nabi" memberi teladan dengan membunuh laki-laki dan menjual keluarga mereka menjadi budak-budak. Orang Islam (fanatik) masih melakukannya hingga saat ini. Kejahatan yang terbobrok dari semuanya, dan yang masih terjadi saat ini khususnya di Sudan, ialah pencurian anak-anak dari keluarga mereka kemudian dibesarkan dalam Islam.

Di Indonesia pada masa lalu ada juga pemaksaan agama, seperti yang terjadi di Maluku, ataupun dulu melalui gerakan Dl/TII di Jawa dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Pada masa sekarang ini orang Kristen di Indonesia juga mengalami kesulitan yang hampir sama dengan negara-negara dhimmi, kesulitan untuk membangun tempat ibadah. Kejadian tahun 1998 mengingatkan kita kembali akan pembakaran gereja-gereja. Penutupan beberapa gereja pada tahun 2005 serta ancaman-ancaman pembakaran gereja membuat orang Kristen berpikir dua kali sebelum mereka menyatakan iman mereka secara terbuka. Pesan yang terkandung dalam semua ini adalah. ‘Kami akan bertoleransi dengan Saudara – selama Saudara menjadi dhimmi yang baik'

Kekaisaran Arab-lslam terus meluas, menaklukkan Mesir, dan kemudian mengambil alih seluruh Afrika Utara, membakar Kartago hingga rata dengan tanah, serta membunuh hampir semua penduduknya seperti sapi. Ketika Spanyol dan Tripoli (Libya) ditaklukkan pada tahun 643 M, orang Kristen dan Yahudi Berber dipaksa untuk menyerahkan istri-istri serta anak-anak mereka untuk menjadi budak bagi para tentara Muslim.

Praktik seperti itu masih terus berlanjut hingga sekarang. Kelompok anti perbudakan memberikan laporan tentang perdagangan budak yang terjadi di Sudan pada masa sekarang ini:

Di daerah utara, budak-budak disimpan oleh pihak militer atau dijual di pasar-pasar. Anak laki-laki hidup bagai anjing penjaga herder, dan dipaksa untuk tidur dengan binatang yang mereka pelihara. Beberapa orang yang mencoba melarikan diri dipotong urat besar kakinya untuk mencegah mereka melarikan diri. Tuan dari budak wanita biasanya menggunakan mereka sebagai pembantu dan juga selir. Pada siang hari membersihkan rumah dan pada malam hari melayani tuannya secara seksual – tuannya juga akan melepaskan agama dan identitas budaya para budak, dan memberikan mereka nama Arab serta memaksa mereka berdoa sebagai seorang muslim.” (Islam Unveiled, Spencer, hal.66)

Cara Dakwah Islam yang Gendheng, menjadi Pemicu Terjadinya Perang Salib

Tentara Islam menyerang Eropa pertama kali dari laut. Seluruh penduduk dibantai atau dijadikan budak di Syprus (649 M), Rhodes (672 M), dan Kreta (674 M). Konstantinopel diserang dan dikepung oleh kaum Muslim pada tahun 673 M, tetapi serangan-serangan itu gagal.

Pada tahun 717 M mereka mencoba kembali dengan jumlah 112.000 pasukan. Selama setahun mereka mencoba untuk merobohkan benteng pertahanan kota, tetapi pada akhirnya mereka kekurangan suplai dan gagal. Mereka mengalami kekalahan yang besar dan sangat terpukul. Hal itu membuat mereka tidak mencoba menyerang untuk beberapa ratus tahun lamanya.

Lalu tentara Islam mencoba menyerang dari arah lain, yaitu dari arah Barat. Mereka menyerang Spanyol tahun 711 M dan menguasai 2/3 bagian Spanyol pada tahun 715 M. Akhirnya pada tahun 735 M, seorang bernama Playo, yang bertempur untuk Kerajaan Asturias, berhasil mengalahkan para penjajah dalam pertempuran di Covadonga, dan mulai menguasai Spanyol kembali. Peristiwa itu disebut "reqoncuista". Dibutuhkan waktu 800 tahun untuk mendapatkan kembali negeri mereka, tetapi mereka berhasil memenangkannya.

Dalam kurun waktu 800 tahun itu, tentara Islam mengirimkan begitu banyak tentara ke daerah Eropa, dari basis mereka di Spanyol dan kemudian Itali. Dua kali mereka mencoba menguasai seluruh Eropa melalui Prancis, tetapi mereka dapat dikalahkan di Naronne tahun 720M, di Poitiers tahun 732 M.

Meskipun demikian, serangan oleh kaum Arab-Islam terus berlangsung. Penduduk daerah pesisir Pantai Sardinia, Sisilia, Italia, dan bagian selatan Prancis disapu bersih pada tahun-tahun berikutnya. Syrakus jatuh pada tahun 878 M setelah sembilan bulan pengepungan. Ribuan orang dibunuh setelah mereka menyerah. Ribuan orang lebih dijual sebagai budak. :evil: Kemudian mereka menyerang balik tentara Islam. Perang itu berlangsung dari tahun 827 M sampai akhirnya Sisilia ditaklukkan tahun 902 M.

Tahun 911 M pasukan Arab berhasil menguasai daerah selatan Prancis dan memisahkannya dari Italia. Pada tahun 940 M mereka menguasai hampir seluruh bagian selatan Prancis, sebagian besar Italia, dan bahkan bagian dari Swiss. Tahun 1000 M, di daerah Spanyol ketika perang masih berlangsung, banyak kastil (tempat ibadah) dibakar oleh tentara Islam dan sebagian besar penduduk dijadikan budak.

Dari penjelasan di atas, Anda dapat melihat bahwa pertempuran antara tentara Islam dan Katholik di Eropa selalu bertempat di daerah-daerah Eropa. Ini terjadi karena tentara Islam yang mencoba menyerang kota-kota ini, mencoba untuk menguasai Eropa dan menjadikannya tanah jajahan. Dalam pertempuran-pertempuran ini, banyak orang terbunuh, dijadikan budak, dan hancur hidupnya. Selama pertempuran itu, Eropa sendiri belum pernah mencoba untuk menyerang balik negara-negara Islam.

Jadi, para penulis muslim yang kerapkali memutarbalikkan fakta, mengatakan Eropa-lah yang lebih dulu memerangi Islam, sudah selayaknya mulutnya ditabok pakai sandal!

Akhirnya, November tahun 1095 M, Paus Eropa yang bernama Urban II memutuskan untuk memakai kembali ide dari tentara Islam. Dia menyebutnya sebagai "perang suci atau perang salib" melawan mereka yang telah menyerang Eropa selama kurang lebih 400 tahun.

Selama berabad-abad setelah mereka menaklukkan Yerusalem, orang-orang Muslim mengizinkan orang-orang Kristen melakukan ziarah ke sana demi mendapatkan uang. Akan tetapi, ketika Selyuk Turki menggantikan orang-orang Arab, para peziarah dari Eropa dianiaya dan dibunuh. Juga Alexis. Kaisar Timur, diserang kaum Muslim, la pun memina bantuan dari Eropa. Maka Paus Urbanus II menyatakan perang salib.

Biar bagaimana pun juga, perang salib adalah salah, karena itu tidak mencerminkan ajaran Kristen yang sesungguhnya. Tetapi, dari fakta sejarah ini akhirnya kita tahu, bahwa penyebab terjadinya kegilaan ini, adalah kaum pemuja setan dari Arab yang menamakan dirinya muslim, yang mencoba meng-invasi bangsa-bangsa lain untuk mendapatkan harta rampasan dan perluasan wilayah atas dasar agama palsu.

Perang Salib adalah salah menurut Tuhan, tetapi Pemaksaan Islam adalah benar menurut Setan

Perang Salib yang dipicu oleh cara dakwah gendheng ajaran nabi Arab, biar bagaimana pun juga, adalah mutlak salah dan tidak dibenarkan dalam ajaran agama sejati.

Alasannya sederhana, karena Yesus tidak pernah menginginkan gereja-Nya menjadi sebuah kekuasaan militer. Selanjutnya, cara melakukan perang salib juga mengerikan. Para penyerang sering membantai orang yang tidak bersalah, tidak ada bedanya dengan para tentara Islam sebelum mereka. Mereka bahkan membunuh saudara seiman mereka di Konstantinopel.

"Gereja" pada saat itu bukanlah orang Kristen yang sesungguhnya. Menurut definisinya, orang Kristen adalah orang yang mengikuti Kristus, seperti tercermin dalam Injil. Gereja Katholik pada abad pertengahan hanya mengikuti Paus di Roma, tidak peduli apakah Paus mengikut Kristus atau tidak, tidak setuju dengan Paus, berarti mati. Banyak orang Kristen yang berani telah mempertaruhkan nyawanya, mencoba untuk membawa gereja Katholik kembali kepada Kristus.

Intinya di sini adalah bahwa Anda tidak dapat mempersalahkan kekristenan gara-gara Perang Salib, karena perang itu justru sama sekali tidak mencerminkan kekristenan dalam arti yang sesungguhnya. Pada waktu itu dalam sejarah, gereja Kristen - maksud saya gereja Kristen yang sejati sangat kecil dan ditindas oleh rezim Katholik. Sebenarnya, salah satu tujuan Perang Salib adalah juga berperang melawan orang-orang Kristen!

Kelompok satu-satunya, setahu saya yang sungguh-sungguh mengikuti tulisan-tulisan para rasul adalah kelompok yang dikenal sebagai Waldensians, didirikan oleh seorang yang bernama Valdes. Kepercayaan utama kaum Waldensians adalah prinsip bahwa Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, adalah satu-satunya penuntun yang benar bagi hidup manusia. Banyak bagian Kitab Suci yang ditemukan dalam bahasa mereka sendiri dan dihafalkan oleh siswa-siswa di sekolah-sekolah Waldensians. Gereja Katholik melarang kaum Waldensian untuk berkhotbah, tetapi mereka menolak. Pada tahun 1185. mereka dikeluarkan dari gereja Katholik - diekskomunikasi. Di kemudian hari, Paus Innocent III melancarkan perang salib terhadap kaum bidat di bagian selatan Prancis. Sasaran utamanya adalah kaum Qatar (kelompok lain, dapat diakui sebagai orang Kristen, tetapi bukan seutuhnya orang Kristen), tetapi serangan itu juga bertujuan melawan kaum Waldensians. Kaum Waldensians lolos pada perang salib itu sebagai sebuah kelompok, karena saat itu mereka dapat juga ditemukan di bagian utara Spanyol, Austria, Bohemia dan bagian timur Jerman, serta di tempat-tempat lain. Penganiayaan terus berlangsung, dan akhirnya mereka harus menyembunyikan diri dari orang-orang yang memburu mereka. Markas besar utamanya di lembah-lembah Pegunungan Alpen, di sebelah barat daya Turin. Ketika akhirnya Gerakan Reformasi berhasil, mereka bergabung dengan gereja-gereja Protestan di bawah Luther dan Calvin. Reformasi membawa orang kepada kebebasan beragama. Kebebasan beragama berarti kebebasan untuk berkreasi.

Terang Tuhan hampir padam pada abad pertengahan. Saya pikir itulah sebabnya kita menyebutnya sebagai zaman kegelapan!

Akhirnya, orang-orang seperti Huss, Wycliffc, Luther dan Calvin berhasil menyediakan Alkitab bagi orang-orang biasa dan menghasilkan kekuatan gereja abad pertengahan. Karya mereka menandai awal Renaissance/Pencerahan Eropa, sehingga meskipun pada masa itu tentara-tentara Islam terus menyerang Eropa, mereka terus mengalami kekalahan. Kekalahan terbesar mereka alami pada tanggal 12 September 1683 di Wina, dan kekalahan ini membuat mereka berhenti menyerang untuk waktu yang cukup lama.

Empat belas tahun kemudian, 11 September tahun 1967 M mereka mencoba menyerang sekali lagi, tetapi akhirnya mereka dihancurkan di dekat kota Belgrado. Sejak saat itu tentara Islam berhenti mencoba menyerang Eropa.

Meskipun telah dikalahkan, para pelaut Muslim terus mencari budak kulit putih di benua Eropa, dan daerah Irlandia menjadi sasaran mereka. Menurut penelitian Robert Davis dari Ohio State University, ditemukan bahwa "dari tahun 1530 M sampai 1780 M diperkirakan sekitar 1 juta sampai 1.5 juta orang Irlandia dipaksa menjadi budak dan dibawa ke Aljazair." Akhirnya, mereka berhasil dikalahkan tahun 1805 M oleh angkatan laut Amerika di Tripoli.

Kesimpulan

Ketika Alkitab kembali berada di tangan orang-orang biasa, kita sekali lagi mempelajari apa yang telah Yesus ajarkan kepada para murid-Nya. Dan banyak hal yang diajarkan, kita belajar satu prinsip mendasar, yaitu bahwa Tuhan tidak memaksa orang untuk mengikuti Dia. la hanya menghimbau atau memanggil mereka. Ini prinsip yang sangat penting.

Para pemimpin Islam tidak pernah mempelajari hal itu. Banyak bagian Al-Qur’an tidak mengajarkan hal ini. Banyak orang Muslim di negara-negara dan daerah-daerah tertentu saat ini adalah Muslim karena nenek moyang mereka dihantam oleh tentara Muslim dan diteror untuk menjadi Muslim.
Tidak semuanya, tetapi kebanyakan. Itulah fakta sejarah.

Meskipun demikian, sampai hari ini masih ada sejumlah kecil orang Kristen yang menderita namun bertahan di tengah-tengah dunia Islam.

Di Indonesia orang Kristen masih relatif aman. Kita bersyukur memiliki falsafah Pancasila yang secara hukum (de jure) menjamin kebebasan beribadah seluruh warga negara Indonesia. Namun, seringkali tidak demikian faktanya (de fakto). Fenomena pembakaran gedung gereja, penutupan gereja, penyulitan izin membangun gereja, dan pembatasan gerak hidup orang Kristen di daerah-daerah tertentu memberikan sinyal bagi orang Kristen untuk lebih serius berdoa dan lebih mengasihi saudara-saudara kita ini, yang walau secara manusiawi, membuat hati kita panas dan ingin sekali menabok mulut dan kepala mereka berkali-kali biar gak goblok-goblok terus......

Semoga resume ini dapat menyadarkan kita semua, bahwa ISLAM adalah “PENYAKIT KANKER” yang sangat berbahaya, lebih berbahaya dari nazisme, komunisme atau sekulerisme.

Semoga saudara-saudaraku sebangsa, yang merasa bukan KETURUNAN ONTA ARAB, segera sadar dan segera meninggalkan “agama palsu” ini.

Kini bukan jamannya, kita bisa diperdaya oleh orang-orang to lol dan licik seperti mereka. Arab lebih licik dari Belanda atau pun Jepang yang pernah menjajah kita secara terang-terangan. Mereka memakai jalur "agama" untuk bisa menguasai kita.

Renungkanlah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar