Senin, 13 Juni 2011

Samakah ALLAH SWT dengan Tuhannya Ibrahim dan para nabi?

Samakah ALLAH SWT dengan Tuhannya Ibrahim dan para nabi?

Muslim biasanya mengklaim bahwa tuhan yang mereka sembah (si Awloh) adalah Tuhan yang disembah nabi Ibrahim. Tapi benarkah?

Alquran sendiri menyatakan, bahwa Tuhan yang disembah Muslim bukan Tuhan yang disembah Ibrahim.

Lihat ayat bikinan si Mamad ini:

QS 43:26-27
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku."

Jadi, Ibrahim tidak menyembah Allah SWT, melainkan dia menyembah Tuhan tanpa nama. Ibrahim menyebut Tuhan tanpa nama itu dengan sebutan: Tuhan Yang Menjadikanku.

Sedangkan Muslim/Muhammad menyembah berhala Awloh yang ada di dalam Kaabah. Jelas ini tidak boleh dianggap sama.

Baca juga yang ini:

QS 2:131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

Mestinya, bila yang berbicara kepada Ibrahim itu adalah Awloh, ayat itu tertulis demikian:

Ketika Awloh (atau Aku) berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada-Mu (atau Awloh)".

Tetapi di ayat itu tidak tertulis "Awloh" (atau Aku) sebagai sosok yang berfirman kepada Ibrahim, melainkan "Tuhannya" (Tuhan lain). Dan Ibrahim pun tidak menyebut Awloh, melainkan Tuhan semesta alam.

Bukankah Quran itu diimani sebagai perkataan Awloh? Kalau Awloh saja bilang "Tuhannya Ibrahim", maka ini suatu pengakuan jujur dari Awloh bahwa dia bukanlah Tuhan yang disembah Ibrahim, sehingga Awloh menunjuk Sesembahan Ibrahim itu dengan sebutan Tuhannya Ibrahim.

Lihat lagi ayat berikut:

Surat Ibrahim (14):25
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Mestinya, bila yang memberi buah itu adalah atas seizin Awloh, ayat itu tertulis demikian:

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Aku (=Awloh).

Di ayat itu tidak tertulis Aku (=Awloh), melainkan Tuhannya (Tuhan lain)

Simak lagi ayat berikutnya:

QS 2:136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Seharusnya, bila yang dimaksud dalam ayat itu adalah Awloh, ayat itu tertulis:

dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Awloh

Di ayat itu tidak tertulis dari Awloh, melainkan dari Tuhannya (=Tuhan lain).

Maka jelaslah sudah, kalau secara tak sengaja (keceplosan bicara), Muhammad mengaku bahwa Tuhannya Ibrahim, Tuhannya Musa, dan Tuhannya Isa adalah berbeda dengan Awloh yang disembah Muhammad. Awloh yg disembah Muhammad adalah salah satu berhala di dalam Kaabah, dewa terfavorit sembahan suku Quraish.

Mau bukti lain, bahwa Muhammad secara tak sengaja membuka kedoknya sendiri, baca ayat-ayat berikut:

QS 37:84 (lngatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.

QS 21:89 Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik

Bila Awloh yang disembah oleh nabi Zakharia, tentu Awloh tidak akan mengatakan "Tuhannya" tetapi "Aku" (atau Awloh). Pemakaian kata "Tuhannya" di ayat itu berarti Tuhannya Zakharia bukan dia, si awloh, tapi Tuhan lain.

Dan di bagian lain Muhammad lebih menunjukkan keluguannya, dikala dia keceplosan bicara lagi. Dia bahkan menunjukkan secara terang kepada kita bahwa otoritas awloh itu lebih rendah daripada Tuhan Semesta Alam, yaitu Tuhan yang disembah para nabi selain Muhammad.

Lihat ayat berikut, awloh bersumpah demi Tuhan yang lain itu:

QS 70:40
Maka aku (Awloh) bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Kita tidak perlu memperhatikan kalimat selanjutnya, yang mengklaim "KAMI" benar-benar mahakuasa. Itu hanyalah kecongkakan Muhammad. Perhatikan kalimat pertama: Aku (=Awloh) bersumpah dengan TUHAN.

Tidak hanya itu, awloh bukan saja sosok "dewa" yang lebih rendah dari TUHAN SEMESTA ALAM, tapi juga lebih rendah dari matahari, bintang, bulan, bukit, kota, binatang dan bahkan buah-buahan. :lol:

Inilah sumpah-sumpah awloh tersebut:

QS 56:75
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang....

QS 75:1-3
Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).

QS 81:15-18
"Sungguh, Aku bersumpah demi bintang-bintang yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing

QS 84:16-19
Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya, dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).

QS 95:1-3
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai dan demi kota (Mekah) ini yang aman

QS 100:1
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah

Allah SWT (atau Awloh) adalah sesembahan leluhur Muhammad (Quraisy Jahiliyah). Di dalam Kaabah terdapat 360 patung, di mana yang terbesar adalah "Allah", mempunyai tiga anak (perempuan): Al Latta, Al Uzza, dan Manah (QS An-Najm 19-20).

Muhammad membasmi 359 berhala itu, menyisakan satu, yang terbesar, yakni "Allah", berpenampilan batu hitam (Hajar Aswad). Batu Hitam inilah yang selalu disapa oleh para calon haji dengan mengucapkan: "Ya Allah, aku datang kepadamu!" seraya dicium.

Apakah dengan menyembah satu berhala yang tersisa, Muhammad layak dianggap sebagai monotheist, penyembah SATU Tuhan?

Keliru dan tertipu, sebab berhala tetap berhala, bukan TUHAN.
Misal: Jika empat jari tangan kanan dipotong, disisakan ibu jari, yang terbesar, apakah ibu jari itu menjadi sebuah tangan? Tetap jari, bukan?

Maka tak heran, bila di bagian-bagian lain kitab karangannya, Muhammad secara tak sengaja (keceplosan bicara) dan oleh keluguannya itu (yang pintar-pintar bodoh) menyatakan kepada kita bahwa Awloh yang dia sembah tidak sama dengan TUHAN SEMESTA ALAM yang disembah oleh nabi Ibrahim, nabi Musa dan nabi-nabi lain. Untuk menunjuk Tuhan Semesta Alam itu Muhammad kerap menyebutnya dengan Tuhannya. (Tuhannya Ibrahim, Tuhannya Musa, Tuhannya Isa, Tuhannya Zakharia, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar